Apa yang disebut dalam bahasa kita sebagai “ujian” atau
“cobaan” disebutkan dalam ragam redaksi dalam al-Qur’an misalnya, “ibtilâ”, “fitnah”, “tamhish.” Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam al-Qur’an berfirman: Aku mencipta manusia supaya Aku menguji di antara
mereka siapa yang paling baik amalnya. “Yang
menciptakan mati dan hidup supaya Dia mengujimu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs. Al-Mulk [67]:2)
Allah
menyediakan kedudukan tertentu di surga bagi hamba hambanya yang beriman; bukan
karena amal mereka melainkan karena ujian dan cobaan yang mendera mereka. Oleh
karenanya Allah menyiapkan bagi mereka sebab-sebab yang akan mengantarkan
mereka kepada ujian dan cobaan itu. Ada
tingkatan iman yang tidak bisa dicapai oleh seorang hamba dengan amalnya. Ia
hanya akan mencapainya dengan ujian dan cobaan. Allah berkehendak untuk
meningkatkan imannya maka Allah pun menetapkan ujian dan menolongnya untuk
bersabar dan teguh menghadapinya. Jadi, ini merupakan rahmat dariNya bagi sang
hamba
Seperti saat dahulu masih duduk dibangku
sekolah , pada saat akhir kelas dihadapi dengan ujian akhir sekolah. karna
kesabaran dan kesunguhan dalam menjalankan ujian tersebut maka luluslah kemudian
dapat melanjutkan ketingkatan selanjutnya yang lebih tinggi lagi.
Kalaulah
bukan karena kesabaran Yusuf As saat digoda dan saat dipenjara, ia tidak akan
mndapatkan panggilan, “Wahai yang terpercaya.” (QS Yusuf :46).
Dalam kehidupan ini kita pasti dihadapi
oleh berbagai ujian. semakin tinggi iman seseorang maka semakin tinggi ujian
yang akan dihadapi
Dalam hadits sahih Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Orang yang paling banyak mendapat cobaan adalah para nabi, kemudian
orang-orang shaleh, dan selanjutnya orang-orang yang memiliki derajat yang
tinggi dalam agama. Karena seseorang diberikan cobaan sesuai dengan kualitas
agamanya. Jika agamanya teguh, maka ia mendapatkan tambahan cobaan.”
Tentunya,
Allah Maha Adil dan Maha Sabar dalam menghadapi hamba-hamba-Nya. Allah tidak
akan pernah membebani seorang hamba melebihi kemampuan hamba tersebut.
Sebagaimana
Firman Allah , yang artinya ,” Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut
kemampuannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran
dan mereka tidak dianiaya ,” (Qs. Al-Mu’minun : 62).
Jika
kita mengetahui maksud ujian tersebut diberikan maka kita harus dapat
menghadapinya dengan penuh kesabaran dan ketugahan hati
kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang
mukmin, sebagaimana hadits yang riwayatkan imam Muslim yang artinya: “Sungguh menakjubkan perkara orang yang
beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan,
ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik
baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia
mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.”